Koranmiliter - Dengan menggunakan kendaraan milik TNI. Ratusan pedemo di Jayapura, Papua, yang sempat bersembunyi di pegunungan selama tiga hari telah dipulangkan.
Kepala Penerarangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan Kodam XVII/Cenderawasih telah menyiapkan kurang lebih 15 truk milik TNI/Polri untuk mengangkut massa yang sempat bertahan di wilayah Kelurahan Numbay pasca aksi demo.
"Selama tiga hari mereka bersembunyi di wilayah sekitar Kelurahan Numbay Distrik Jayapura Selatan tidak berani kembali ke daerah Abepura dan Waena," kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9).
Menurut Eko, mereka tak berani kembali ke rumah karena takut mendapat aksi balasan dari masyarakat yang telah menjadi korban aksi penjarahan, pembakaran, pelemparan maupun pengrusakan oleh mereka sendiri pada waktu melakukan aksi demo.
Eko mengatakan proses evakuasi pemulangan berjalan aman dan lancar dengan pengawalan ketat dari Kodam XVII/Cen dan Polda Papua.
"Upaya kedua yang kami lakukan adalah meningkatkan pengamananan terhadap objek-objek vital dan memback-up Polda Papua dalam rangka pengamanan aksi-aksi demo di lapangan, “ ungkapnya.
Pekan lalu, ratusan orang tersebut ikut dalam demo memprotes insiden rasialisme di Jayapura. Aksi di Jayapura itu rusuh, dan mengakibatkan sejumlah bangunan rusak.
Minggu (1/9) siang, perwakilan kelompok yang sebagian besar berasal dari Wamena tersebut menemui Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Papua, Desman Kogaya untuk memohon bantuan agar diberikan jaminan keamanan dan angkutan dalam proses mereka kembali ke daerah Abepura dan Waena.
Selain itu, Eko mengatakan sebanyak lebih kurang 300 orang pelaku aksi demo beberapa hari lalu (29/8) yang berasal dari masyarakat pegunungan (Wamena) itu mengaku merasa telah ditipu oleh koordinator aksi massa.
"Mereka secara sadar berkomitmen tidak akan lagi ikut dalam aksi demo dalam bentuk apapun," katanya.
Kata Eko, ratusan orang yang merupakan bagian dari massa pendemo sepakat untuk tidak mau lagi ikut-ikutan aksi demo massa dalam bentuk apapun.
"Kelompok massa pendemo ini merasa telah ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan isue rasisme," Jelas Eko. (Sbp)
Perdamaian itu indah dan nikmat. Hidup itu yg dicari kedamaian dan ketentraman dan saling bantu antar sesama manusia. Dengan kedamaian kita bisa makan enak, tidur tenang, istrahat tenang dlm kebersamaan tolong menolong. Suatu peperangan sebenarnya dikendalikan beberapa orang demi penuhi hasrat dan nafsu berkuasa yg mengorbankan masyarakat secara nyata. Bagi sutradara perang, dia bisa hidup enak, tidur nyenyak tanpa resiko nyawa, harta, dan air mata. Dengan modal hasutan2 pahlawan kesiangan dia bagai malaikat kesempurnaan dgn memberi harapan2 indah bagi orang lain meski sebenarnyalah tak jelas realisasinya. Salam perdamaian.
ReplyDelete