KORANMILITER - Sebanyak 193 calon bintara dan perwira Marinir TNI Angkatan Laut akan digembleng dalam pendidikan komando. Mereka terdiri dari 19 taruna dan 174 siswa bintara Dikmaba 38 dan 37 dilatih di Daerah Latihan Komando 159 Marinir. Yakni di Dusun Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Lima materi pendidikan digelar selama 77 hari, sebelum nantinya mereka dilantik. Salah satu materi yang paling penting dalam pendidikan komando yakni survival atau cara bertahan hidup di dalam hutan. Materi survival penting bagi prajurit untuk tetap bertahan dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki dan peralatan yang seadanya.
"Saya lihat langsung apa yang dilakukan dengan penuh kebanggaan. Bagaimana melaksanakan sea survival termasuk jungle survival. Termasuk bagaimana menangkap binatang buas," kata Direktur Pendidikan dan Latihan Kodiklatal, Laksamana Pertama Deni Septriana (29/4/2019).
Menurut Deni, pendidikan komando harus dijalani semua prajurit marinir. Di mulai dari tahap dasar komando hingga ke tahap lintas medan yakni dengan jalan kaki dari Banyuwangi hingga Surabaya sejauh 400 kilometer.
Pada materi jungle survival, para siswa dan taruna marinir dibekali pengetahuan bagaimana menghadapi hewan buas yang ada di hutan, dan memasak tanpa alat tapi lebih memanfaatkan alam.
Mereka juga diberi ilmu untuk memanfaatkan tumbuhan yang ada di hutan sebagai makanan dan minuman. Sehingga mereka bisa tetap bertahan hidup di dalam hutan meski bekal makanan dan minuman sudah habis.
"Ini adalah tahap hutan. Semua para prajurit siswa melaksanakan. Saya lihat langsung apa yang dilakukan dengan penuh kebanggaan. Ada latihan tembak lorong, tembak reaksi, latihan menangkap hewan liar," imbuhnya.
"Untuk para prajurit siswa Dikmaba akan dilantik menjadi Bintara Marinir dan lulusan taruna akan menjadi Perwira Marinir. Ini adalah pasukan profesional yang punya kebanggaan tinggi," tambahnya.
Pendidikan komando yang harus dilalui siswa dan taruna Marinir ini ada lima tahap. Pertama, Tahap Laut dengan materi latihan renang sejauh satu kilometer. Kedua, Tahap Dasar Komando yakni siswa harus mampu naik turun tali mountain ring dari mana dia harus turun di mana dia harus naik dengan menggunakan tali-talian.
Ketiga adalah Tahap Hutan. Di tahap ini siswa komando harus mampu melaksanakan perang di hutan dalam kondisi apapun. Keempat Tahap GLG yaitu gerilya lawan gerilya. Pada tahap ini siswa harus dibekali ilmu perang di dalam hutan untuk mengamankan negara.
Terakhir adalah Tahap Lintas Medan. Siswa dan Taruna Marinir harus berjalan kaki dari Banyuwangi sampai Gunungsari, Surabaya. Mereka harus menempuh berbagai medan mulai gunung, hutan dan perkampungan. Kelima tahap ini dijalani selama 77 hari dimulai 17 Maret 2019 lalu. (Mnl)