KORANMILITER - Air mata jatuh dari sudut mata Faizal saat satu pleton anggota TNI dari satuan Komando Resort Militer 031/Wirabima bersenjata lengkap mengunjungi gubuk tempat tinggalnya di Jalan Sumber Sari Kelurahan Selatpanjang Timur, Kepulauan Meranti.
Kedatangan teman seperjuangannya waktu mengikuti tes seleksi TNI itu bagian dari bentuk rasa solidaritas yang bersamaan dengan agenda pengamanan pesta demokrasi serentak di Tanah Jantan.
Saat dihampiri beberapa personel di rumah orang tuanya itu, Faizal tak kuasa menahan haru saat mengetahui kedatangan pasukan baret hijau itu adalah untuk memberi semangat kepadanya yang telah beberapa kali mengikuti tes Tamtama TNI, namun belum berhasil.
Faizal bercerita, awalnya dia punya keinginan yang kuat untuk menjadi personel TNI. Namun sudah lima kali dia gagal mengikuti tes tersebut.
Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA pada tahun 2015, Faizal mendaftar ke Komando Resort Wirabima 031, hingga pada tahun 2017 dia juga tidak kunjung bisa mengenakan seragam loreng karena dianggap belum memenuhi syarat.
"Saya daftar Tamtama sudah lima kali namun gagal, dan terakhir saya juga mendaftar di kepolisian juga gagal," katanya.
Gagal berkali-kali mengikuti tes tidak membuat dirinya putus asa dan mengubur dalam-dalam impian sejak kecilnya itu. Namun pengalaman kegagalan dijadikan remaja kelahiran 1997 itu modal untuk tes berikutnya. Fisik dan mental dipersiapkan dengan matang termasuk mendalami soal-soal tertulis.
Anak ketiga dari pasangan Suryadi dan Latifah ini ketika akan mengikuti tes selalu mempersiapkan diri. Dimana dia juga sudah mengantisipasi kendala seperti amandel dan kelainan pada giginya.
"Saya terus mempersiapkan diri saat akan mengikuti tes dengan melakukan olah fisik. Bahkan saya sempat bekerja ke Malaysia selama enam bulan untuk mencari biaya merehab gigi. Sedangkan amandel sering saya atasi menjelang tes," kata Faizal.
Dia mengatakan, semua persyaratan sudah dilengkapinya, namun dari sisi materi dia merasa belum mampu untuk memenuhinya. Hal itu dikatakan karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Saat ini dia terus bekerja serabutan, berbagai pekerjaan pun dia lakoni siang dan malam seperti bekerja kuli bangunan di siang hari, dan menjual roti bakar pada malam hari untuk biaya dia mengikuti seleksi lagi pada tahun ini.
Keinginan yang kuat untuk menjadi seorang personel TNI dikatakannya selain cita- citanya sejak kecil, dia juga ingin mengabdi kepada negara. Selain itu dia juga mempunyai paman yang juga menjadi seorang prajurit TNI.
"Selain menjadi cita - cita sejak kecil, saya juga ingin mengabdikan diri kepada negara dan membahagiakan orang tua. Paman saya yang sekarang bertugas di Batalyon di Palembang juga selalu memberi semangat," ungkapnya.
Faizal kembali mencoba untuk mengikuti tes pada tahun ini, semangatnya pun menjadi lebih terpacu dengan kedatangan teman seperjuangan.
"Saya tidak dapat menahan rasa sedih yang begitu dalam, di mana pada saat rekan-rekan dari Dumai berstatus TNI yang bertugas di Meranti kemarin juga datang dan silahturahmi ke rumah saya. Mereka memberikan support kepada saya supaya saya tidak patah semangat dan selalu sabar untuk mencoba kembali," ungkapnya. (Mnl)