KORANMILITER - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Komando Armada (Koarmada) II harus terlibat bentrok dengan massa pendukung salah satu Capres-Cawapres.
Prajurit TNI yang terlibat dalam Satuan Tugas Pengamanan Koarmada terpaksa memukul mundur massa pendukung salah satu capres-cawapres.
Tindakan tegas itu dilakukan prajurit TNI karena massa yang terprovokasi semakin tak terkendali dan membakar Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Massa pendukung salah satu capres dan cawapres itu melakukan aksi protes, setelah salah satu pemilih menemukan kertas suara rusak dan sudah tercoblos.
Karena tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan terkait dugaan kecurangan tersebut, Situasi area demonstrasi menjadi panas dan tak terkendali.
Pada awalnya, massa pendukung salah satu capres dan cawapres itu hanya menuntut diadakannya pemungutan ulang, namun panitia tidak dapat memenuhi.
"Ini curang. Kami meminta pencoblosan ulang," teriak massa aksi di salah satu TPS Ujung Surabaya.
Tuntutan tidak dipenuhi, massa itupun akhirnya bertindak anarkistis dan menyandera satu orang panitia KPPS TPS.
Karena sudah kelewatan, dan membahayakan masyarakat lainnya, petugaspun terpaksa menembakkan gas air mata serta menangkap beberapa orang yang menjadi provokator.
Dalam waktu sekejap situasi di area demonstrasi mampu dikendalikan oleh pasukan dari Satgas Pengamanan Koarmada II.
Aksi demonstrasi ini bukan kejadian sebenarnya. Aksi ini hanya simulasi yang dilakukan dalam rangka Latihan Pengamanan Pemilu Legislatif dan Presiden di Wilayah Koarmada II Tahun 2019. (Sbp)