KORANMILITER - Dua
anggota TNI diduga menerobos perbatasan Indonesia-Malaysia di Sarawak. Menurut otoritas Malaysia, kedua prajurit TNI itu diduga menculik
lima warga setempat pada pekan lalu. Penyebabnya adalah mereka menganggap warga
Negeri Jiran itu mencuri kayu di wilayah IndonesiaGambar Hanya .
Gambar : Ilustrasi |
Kelima warga Sarawak yang dilaporkan berusia antara 15
hingga 64 tahun itu diduga diculik ketika sedang memanen kayu di Hutan Wong
Rangkai, dekat Kampung Danau Melikin, sekitar 500 meter dari perbatasan dengan
Indonesia. Insiden itu
terjadi pada 11 Desember lalu, Ketika Dua anggota TNI itu dikabarkan membawa
lima warga Sarawak ke dalam sebuah kendaraan bak terbuka.
Kedua prajurit
TNI itu disebut membawa senapan serbu Pindad SS-1 5,56 milimeter, yang merupakan
senjata standar yang dimiliki personel TNI. Para anggota TNI itu disebut turut
menghajar sejumlah warga Malaysia tersebut dan meminta uang tebusan.
Sementara itu, Surat
kabar Malaysia, The New Sunday Times melaporkan kelima warga Malaysia
itu diduga disergap di dekat perkebunan kepala sawit WFM Melikin di Balai
Ringin.
Surat kabar Malaysia itu juga menuturkan kelima sandera itu dibawa anggota TNI dengan Toyota
Hilux. Kendaraan tersebut lantas kembali ke pos komando Indonesia di Sungai
Enteli, perbatasan Kalimantan.
Malaysia dikabarkan telah melayangkan nota protes terkait
dugaan penahanan warganya oleh anggota TNI ini. Nota protes itu dikabarkan disampaikan melalui kedutaan
besar Negeri Jiran di Jakarta pada Jumat (21/12) lalu.
Dari lima warga Malaysia yang ditahan, dua di antaranya
telah dibebaskan sekitar pukul 16.00 waktu setempat, sementara tiga lainnya
masih ditahan.
Menurut otoritas
Malaysia, Personel TNI tersebut dikabarkan memerintahkan dua warga
Malaysia yang dibebaskan untuk memberi tahu keluarga lainnya untuk membayar
uang tebusan sebesar RM10 ribu atau setara Rp34,8 juta.
Para oknum TNI itu juga meminta para sandera yang dilepas
untuk tidak memberi tahu tentara Malaysia di Kamp Militer Balai Ringin atau
otoritas lainnya terkait penahanan mereka.
Personel TNI itu disebut mengancam akan membunuh sisa
sandera mereka jika aparat Malaysia sampai mengetahui peristiwa tersebut.
Karena khawatir, kedua warga Malaysia itu memilih mengadu ke
pos tentara terdekat. Alhasil, pihak Negeri Jiran mengutus komandan Brigade
Infantri Ketiga yang berada di Kamp Penrissen, Kuching untuk berunding.
Waktu perundingan pembebasan ketiga warga Malaysia itu
berlangsung pada 14 Desember lalu pada pukul 14.00 waktu setempat. Kedua belah
pihak tidak membawa senjata selama perundingan, dan seluruh warga sipil yang
ditahan dibebaskan.
memalukan oknum indon
ReplyDelete